Akomodir Kebutuhan Sekolah Penggerak Wako Sawahlunto Awasi Langsung

Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta ikut mengawasi langsung SMPN 6 Sawahlunto pascaditetapkan Kemendikbud Dikti sebagai percontohan sekolah penggerak dengan menerapkan kurikulum merdeka.

Berbagai tantangan yang dihadapi mesti dapat diselesaikan, hingga sekolah terkait betul-betul dapat jadi contoh bagi yang lain. Karena itu setiap perkembangan yang terjadi terus dikuti dan meliputi di segala aspek.

Baik fisik maupun nonfisik, hingga tidak ada istilahnya segala sesuatu yang hurus diselesaikan dibiarkan tertunda. Apalagi terkait poin-poin penting guna menopang kelangsungan akademik sebagai sekolah penggerak.

Pada bulan Agustus lalu, Wali Kota Sawahlunto Deri Asta mendatangi sekaligus bertindak sebagai pembina upacara di SMPN Sawahlunto. Dihadapan segenap perangkat sekolah dan siswa ia menyampaikan sejumlah pesan, seraya memberikan motivasi.

Deri Asta menyebut, Pemko Sawahlunto sudah berkomitmen untuk berpihak pada sektor pendidikan, maka secara berkala terus dilakukan pemantauan terhadap perkembangan dunia pendidikan. Meliputi jenjang pendidikan usia dini hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Sedangkan untuk Sekokah Menegah Atas (SMA)/sederajat secara kewenangan berada dibawah naungan/tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar. Namun Pemko Sawahlunto sesuai kapasitas tetap memberikan dukungan.

“Pemko Sawahlunto mengapresiasi dan mendukung SMP Negeri 6 Sawahlunto sebagai sekolah penggerak. Bentuk dukungan diberikan alokasi anggaran untuk kelancaran program kerja. Teknisnya berada dibawah koordinsi Dinas Pendidikan,” ujar Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta, Kamis (13/10).

Pentingnya sekolah penggerak diakomodir, karena menurut Deri Asta sudah menerapkan sistem pendidikan berbasis kekinian. Sehingga standar kualitasnya jelas akan menjadi lebih baik sesuai tantangan global.

“Bukan hanya SMPN 6 Sawahlunto, pengawasan dan pembinaan turut diberikan pada sejumlah sekolah penggerak lainnya,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Asril, menyatakan, selain SMPN 6 di Kota Sawahlunto terdapat sepuluh sekolah yang ditetapkan Kemendikbud sebagai sekolah penggerak. Kurikulum yang dipakai yakni kurikukum merdeka belajar.

Sesuai SK Kemendikbud, sepuluh sekolah tersebut adalah TK Nurul Huda Kumbayau, TK Alam Talago, SDN 28 Santur, SDN 02 Lunto Timur, SDN 03 Tumpuk Tangah, SDN 01 Talawi Mudik, SMPN 6 Sawahlunto, SMPN 3 Sawahlunto, serta SMAN 3 Sawahlunto dan SMAN 2 Sawahlunto.

Asril menyebut, sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan profil pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan membentuk SDM kepala sekolah dan guru yang unggul. “Pembekalannya dimulai dari kepela sekokah dan para guru/staf pengajarnya,” ujar kadis.

Sebelumnya, Kepala SMPN 6 Sawahlunto, Ramayenti, menjelaskan, kurikulum merdeka belajar penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Di dalamnya terdapat beberapa perubahan dan peningkatan sistem dan unsur-unsurnya.

Tentu saja dalam hal ini ada tantangan tersendiri bagi para guru dan siswa, guru hingga siswa harus dapat menyesuaikan diri. Dengan komitmen dan kerja keras semuanya dapat dilalui.

Salah-satu keunggulan kurikulum merdeka belajar adalah siswa didorong belajar secara holistik/terpadu dari merancang sebuah proyek yang didasarkan pada kekayaan potensi sosial budaya di lingkungan masing-masing.

Lebih kepada penguatan profil pelajar Pancasila yang merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi.

“Di SMP Negeri 6 Sawahlunto proyek tersebut dilakukan dengan membuat makanan khas daerah seperti, seperti diantaranya membuat sate muarokalaban,” pungkasnya. (atn)