Denpasar

Hari Tuberkulosis Sedunia atau World TB Day diperingati setahun sekali setiap 24 Maret. Kali ini, Hari Tuberkulosis Sedunia kembali diperingati pada Jumat (23/3/2023).

Tuberkulosis atau TBC merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang paru-paru.

Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), lebih dari 4.100 orang kehilangan nyawa karena tuberkulosis setiap harinya. Selain itu, hampir 28.000 orang di dunia terjangkit penyakit yang menyerang organ pernafasan manusia ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut data WHO 2021, TBC telah menyebabkan 1,6 juta orang di dunia meninggal. Indonesia ternyata menempati urutan kedua dunia yang memiliki kasus TBC tertinggi setelah India yang mencapai 824.000 kasus.

Penyakit ini menyebar dari manusia ke manusia lain melalui udara sebagai medianya. Ketika seorang pengidap TBC batuk, bersin, atau meludah, maka mereka menyebarkan bakteri penyebab TBC ke udara. Orang yang kontak langsung dengan pengidap akan beresiko tinggi untuk tertular TBC.

Tujuan Hari Tuberkulosis Sedunia

Mengutip dari laman resmi WHO, peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai konsekuensi kesehatan, sosial, dan ekonomi akibat TBC. Peringatan tersebut sekaligus sebagai upaya mengakhiri epidemi tuberkulosis secara global.

Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia dideklarasikan oleh WHO juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait betapa bahayanya penyakit ini. Adapun 24 Maret dipilih sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia mengacu pada hari ketika Dr. Robert Koch menemukan menemukan bakteri penyebab TB pada tahun 1882.

Adapun peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2023 mengangkat tema “Ya! Kita bisa mengakhiri TB!”.

Gejala dan Pencegahan Tuberkulosis

Dilansir dari detikHealth, gejala awal dari TBC adalah batuk, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Meski terlihat sepele, gejala ini dapat menipu manusia sehingga terlambat mencari perawatan dan akhirnya menularkan ke orang lain.

Orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah akan memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit tuberkulosis. Contohnya adalah pengidap HIV, kekurangan gizi, diabetes, dan lain-lain.

Berikut sejumlah cara pencegahan infeksi Tuberkulosis atau TBC seperti dirangkum detikBali:

  • Berjemur dapat mengurangi risiko terkena TBC karena sinar UV yang terkandung dapat membunuh bakteri penyebab penyakit ini.
  • Memiliki sirkulasi udara yang baik juga membantu mengurangi risiko penularan TBC. Terlebih, penyakit ini ditularkan melalui udara dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam.
  • Selalu jaga kebersihan. Jika bersin atau batuk, sebaiknya Anda menutup mulut sehingga mengurangi resko bakteri menyebar di udara. Selain itu, menggunakan masker juga merupakan pilihan yang bijak.
  • Menjaga sistem kekebalan tubuh sebagai tameng pertahanan agar terhindar dari penyakit menular ini.

Artikel ini ditulis oleh Dewa Gede Kumara Dana, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video “Uji Coba Kemampuan Tikus untuk Mengendus Tuberkulosis”
[Gambas:Video 20detik]

(iws/iws)